Skip to main content

Pedagang Kecil Itu Juga Investor



Ada kesalahan pemahaman umum yang terjadi di Indonesia saat ini terhadap pengertian investor. Investor itu selalu identik dengan asing. Kesalahan ini kemudian menjadi kesalahan lanjutan tentang investasi di Indonesia. Wilayah-wilayah yang seharusnya tidak boleh diberikan kepada asing justru hari ini telah dikuasai asing. “Tambang itu tidak boleh dimasuki asing, bank-bank tidak boleh asing. Tetapi hari ini 76% tambang di Indonesia sudah asing, 50,2% bank-bank nasional sudah dikuasai asing,” kata Joko Widodo, Walikota Solo di forum Kongres Kebangkitan Ekonomi Indonesia (KKEI), Solo, Jum’at petang.

Cara pandang seperti ini juga yang memunculkan sikap memusuhi pedagang kecil dan pedagang kaki lima karena dianggap mengganggu ketertiban dan keindahan kota. Penggusuran pedagang kecil sering dilakukan di berbagai kota di Indonesia dan sudah menjadi hal biasa. “Tetapi sejak 6 tahun terakhir hal semacam itu tidak akan pernah terjadi di Solo,” ungkap Joko. Pedagang kecil dan pedagang kaki lima itu menurut Joko juga adalah investor yang harus diperlakukan sama dengan pelaku ekonomi besar. Maka ketika menjadi walikota Joko Wi langsung menolak permintaan Kepala Satpol PP untuk disediakan 600 pentungan dan 600 tameng. “Besok tameng dan pentungan yang masih ada masukkan ke dalam gudang dan kunci. Jangan pernah mengeluarkannya selama saya menjadi walikota,” katanya kepada Kepala Satpol PP itu.

Joko menceritakan, 6 tahun menjadi walikota dia sudah membangun 15 pasar dan memindahkan 23 lokasi pedagang kaki lima. Dia tetap berprinsip bahwa pedagang kaki lima itu adalah pelaku ekonomi yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekeonomian daerah. Masalahnya, keberadaan mereka sering tidak diakui dan tidak diatur. Joko mengaku memang tidak menata pedagang kaki lima di kota Solo karena seringnya terjadi konflik antara pedagang dengan pemerintah kota. Ketika pertama kali menjadi walikota dan melihat kawasan kaki lima di Banjarsari, Joko sudah disambut dengan spanduk-spanduk yang bernada perlawanan. Joko kemudian mengundang 40 paguyuban pedagang kaki lima di Banjarsari untuk makan malam bersama. Suasana tegang masih sangat terasa karena para pedagang sudah ancang-ancang menyiapkan pertanyaan dan jawaban jika terjadi dialog. “Tapi setelah selesai makan saya tidak tanya apa-apa dan acara ditutup. Mereka bertanya kok enggak ada apa-apanya ini pak?” kisah Joko Wi. “Tidak, saya hanya mengundang makan saja,” kata Joko mengenang. Seminggu setelah itu diundang lagi makan siang ke kantor walikota dan mereka diperlakukan sama seperti para pengusaha besar. Tidak ada dialog, dan acara kembali ditutup begitu setelah makan selesai.

Setelah 53 kali diundang makan, para pedagang dikumpul semua. “Saya ingin memindahkan lokasi Banjarsari ke lokasi yang lebih baik,” kata Joko Wi. Para pedagnag itu diam dan tidak memberi reaksi apa-apa. Joko sebenarnya hanya ingin mengetahui apa yang mereka rasakan, mereka takutkan dan apa yang mereka inginkan. Pedagang minta jalan diperlebar dan 9 trayek angkutan kota harus melalui kawasan yang baru. “Mereka itu khawatir jika tidak ada pembeli dan dagangannya sepi,” ungkap Joko. Maka kepada para pedagang, Joko mengatakan akan mengiklankan di TV lokal selama 4 bulan, iklan koran selama 4 bulan dan pemasangan spanduk dan baliho selama 4 bulan. Akhirnya pedagang menerima dan bersedia pindah dengan merobohkan sendiri tenda dan lapak-lapaknya. “Saat pindah mereka diarak dengan kereta kuda dan dibuat seperti arak-arakan festival. Saya kira tidak ada pemindahan kaki lima seperti di Solo ini,” kata Joko bangga. Pedagang yang menempati kios-kios itu diberikan secara gratis dan hanya dikenakan membayar restribusi Rp. 2.500 per hari.

Mengapa pedagang kaki lima itu selalu mengambil tempat public? Menurut Joko, selama ini mereka tidak pernah diberi tempat yang layak untuk berdagang. Dan selama ini para pedagang tidak pernah ditunjukkan apa yang benar. Di tangan seorang Joko Wi, pedagang kaki lima tidak hanya ditempatkan di tempat yang layak tetapi juga diberikan pelatihan kewirausahaan, bagaimana mengelola keuangan, menyusun laporan, dan mengelola usahanya. Joko membatasi berdirinya mal-mal dan super market di kota Solo. “Jika pasar-pasar tradisional dibunuh dan diganti dengan mal-mal besar millik para pemodal besar, lantas pembangunan ini untuk siapa?” kata Joko dengan nada tanya.

Pasar dan terminal yang sering dianggap sebagai tempat yang kumuh dan rawan dengan premanisme, di tangan seorang Joko Wi menjadi lebih ramah dan bersahabat. Untuk tujuan itu, Joko Wi kemudian mengganti Kepala Satpol PP dan kepala terminal kota Solo dengan petugas perempuan. Joko mengatakan tidak ingin membuat Solo seperti Jakarta. Jakarta yang pernah memiliki 84 pasar tradisional hari ini tinggal 23 unit saja. Yang lainnya sudah berubah menjadi mal-mal, tempat yang membuat warga hidup sangat konsumtif dan juga tidak ramah dengan para pengusah kecil dan menengah. (AA)

http://iibf-indonesia.com

Comments

Popular posts from this blog

Internet Marketing Fast Start (part 2)

 Use Tools to Build a Website Internet marketing businesses have varied objectives needed to be met through company websites. For online-based businesses, a company website is perhaps the most important identifier of the business and therefore must be created in the most attractive way. It is only through this that clients are able to visit such websites comfortably and read the information contained therein. There are numerous web design tools that have been used successfully to come up with amazing company websites. Besides that, new web design tools with advanced features emerge from time to time thereby enhancing the processes of website creation by the day. It is worth noting that some web design tools are fully free while others are available on periodical subscriptions. For this reason, there is always a web design tool for every business no matter its budget or needs. The web design tools include: 1. Atomic This is a design tool that allows its users to come up with we...

How Make Animation Video 2D Explainer

Online video, should you have or not? Well, clearly and concisely, yes! You definitely should. And it really doesn't matter if you're a freelancer, small business or multinational corporate. And let me tell you why in a video, because people love them. Now, let me explain this. Basically, there are just two major steps in every business, attraction and conversion you need to attract a visitor and convert them into a paying customer. That's it, and with videos you can significantly help with both steps. Let's start with the attraction, imagine that an online visitor comes across your site.  There's plenty of text and images explaining what you do and how great your products or services are, but that's really not the way to grab the visitors attention. After reading for one or two minutes, they will simply leave the site bored and you've lost the potential customer forever. Now let's assume that instead of the boring text, you've got a one or two minut...

Internet Marketing Fast Start (part 1)

How To Start an Internet Marketing Business Internet marketing businesses are small or medium sized businesses that use the internet as their major market. Starting and internet marketing business requires some specific and proven procedures and tools in order to succeed. It is important to take heed of all the tools and procedures as advised by success stories in order to make it in internet marketing. This is because the internet marketing business is susceptible to a number of setbacks that might prove to be challenging if not addressed correctly and promptly. A website is the first contact point between a consumer and an internet marketer. This is because it is through a website that the buyer gets to see the products on market with their specifications. As a result, a website acts as an online storefront that must be designed in the most attractive way in order to attract potential customers. It should be noted that there are a number of strategies and tools that one can use to ma...