Skip to main content

3 Bulan

Walau terasa masih jauh dari harapan, tetap saja saya merasa bangga karena telah berani membuka sebuah usaha dengan modal yang dibilang kurang memadai. Mengapa? Karena uang modal (sedikit tabungan + utangan) hanya cukup untuk sewa tempat sedangkan untuk stok barang belum mampu saya beli. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan yang satu ini (modal, red) saya sudah lakukan berbagai cara, mulai dari menawarkan kerja sama ke Mailing List yang saya ikuti, beberapa orang kenalan, sampai iklan di koran. Tetapi hasilnya belum ada yang take action, kalau yang cuma tanya2 sih waduh jumlahnya sudah tidak terhitung kali. Tetapi saya selalu diingatkan oleh sebuah nasihat bahwa manusia hanya bisa berencena dan berusaha dengan sungguh-sungguh soal hasilnya biarlah Allah SWT yang tetapkan.

Untuk menjadi seorang Entrepreneur sukses sih katanya akan banyak sekali hambatan dan rintangan yang harus dilalui. Dan kadang-kadang semua hambatan dan rintangan itu akan membuat seorang pengusaha jadi prustasi dan muntah darah (pusing kali karena uang hasil usahanya yang baru bisa dikumpalkan cuman recehan he..he..he). Tetapi saya selalu terngiang dengan ucapan mentor saya di EU ( Entrepreneur University ) bahwa kalau ingin jadi orang yang sukses harus mengerjakan rumus wajib Pengusaha Sukses. Adapun rumus yang dimaksud adalah 5A yang artinya: Action Action Action Action and Action.

Dalam perjalanannya sampai sekarang ini ada hal-hal positif yang mungkin tidak akan didapat sewaktu saya menjadi karyawan. Terutama untuk perkembangan mental terasa sangat jauh berbeda saat menjadi karyawan dulu.

Kadang dalam mengarungi dunia usaha ini tidak selalu mulus dan semangat 45 ( on fire ), sekali - kali suka down juga. Apalagi ketika melihat keadaan bahwa dalam seharian nungguin toko yang mampir hanya debu2 jalanan saja. Untuk mengatasi semua itu harus ada motivasi kuat dari dalam diri sendiri, misalnya aja ingin membahagiakan orang-orang yang kita sayangi, bisa orang tua, anak, istri, asal jangan istri orang aja.. he he

Modal utama pengusaha bukanlah uang atau koneksi, melainkan kreativitas dan keuletan, dan semangat pantang menyerah. Banyak peneliatian yang mengungkapkan, lebih dari separo wirausaha rontok sebelum mencapai usia 3 tahun. Ada banyak alasannya, termasuk kehabisan modal. Akan tetapi faktor yang sesungguhnya, adalah faktor kehabisan semangat dan kreativitas. Mereka yang memiliki semangat pantang menyerah memandang kegagalan hanyalah kerhasilan yang tertunda. Meski terantuk dan jatuh, mereka akan kembali bangkit dengan gagah.

Yuk Semangat!!!

PS:
Njenengan butuh IT Solution ( Hardware, Software, dan Jaringan) mampir saja ke http://rodamasbisnis.com

Comments

Popular posts from this blog

Howard Schultz, Kisah Secangkir Kopi Yang Mendunia

Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan-bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara? Menyerah? Atau malah makin bergairah? Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda. Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks. "Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau? Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi," itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks. Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori Jones Yang- Pour Your Heart Into It; Bagaimana Starbucks Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir-Howard menceritakan bagaimana ia merintis "cangkir demi cangkir"

Terobsesi Go International dengan Dawet Cah Mbanjar

Sukses mengembangkan usaha es dawet yang kini berjumlah lebih dari 220 gerobak dan beromzet Rp100 juta per bulan, pemilik gerai Dawet Cah Mbanjar, Hafiz Khairul Rijal terobsesi go international dengan bisnis minuman tradisional tersebut. Berwirausahanya sepertinya sudah menjadi takdir bagi Hafiz. Ketika menjadi mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara (USU), tahun 2002, Hafiz sudah merintis jadi wirausahawan. Pelbagai macam usaha ia lakoni, total ada 10 jenis, mulai dari laundry, katering, jualan ayam bakar, mie, kue lupis, hingga parfum dan handphone. Tapi, semuanya gagal. Hafiz pun menjajal berjualan dawet. Ia bercerita, ide berbisnis dawet muncul saat bertemu tukang dawet yang mangkal di daerah Sukarame, Medan. Saat itu, Hafiz sekedar iseng bertanya omzet penjualan. Karena tergiur oleh cerita si penjual, ia segera mendatangi juragan dawet agar bisa bergabung. Pembuat es dawet setuju untuk memasok bahan baku dan menyewakan gerobak kepada Hafiz. Meski rugi di bulan pertama

Explainer Videos How to Make Your Own

Today we'll be covering everything there is to know about explainer videos, from types of explainer videos, to explainer video examples, to tips for making a stellar explainer video that will jumpstart conversion rates. Ready to see why explainer videos are a must-have for any startup business? Let's get started! What is an explainer video? Explainer videos are short online marketing videos used to explain your company’s product or service. Explainer videos are often placed on a landing page, your website’s home page, or a prominent product page. These types of videos have become extremely popular – some sites boast of conversion rates increasing by as much as 144% after including an explainer video on their website. There’s no arguing that online videos are fantastic assets for a business. The question is – how do you get your own explainer video? Today we’ll be looking at: The best explainer videos on the web and why they work Why explainer videos are good for business The di