Bagi sebagian pengusaha, filosofi ”mengikuti air mengalir” sering digunakan. Namun saran saya, jangan jalankan filosofi ini ”mentah-mentah”. Karena kalau sekedar ”mengikuti air mengalir” berarti Anda tidak memiliki konsep yang jelas mau dibawa kemana bisnis tersebut. Karena ”air ” itu bisa mengalir kemana saja, misalnya masuk ke rumah orang, masuk ke selokan ataupun masuk kedalam sumur. Yang lebih baik menurut saya adalah Anda harus ”Mengarahkan Air Mengalir”. Artinya Anda tidak sekedar mengikuti kemana air akan mengalir namun juga ikut mengarahkan ”air ” tersebut akan mengalir kemana.
Dalam dunia bisnis, perencanaan memang sangat penting. Walaupun tidak sedikit tokoh dan motivator wirausaha sering melontarkan kata-kata: ”Bisnis Nggak Perlu Perencanaan” dan bahkan Pengusaha Sukses Bob Sadino pun memiliki kalimat sakti yang cukup terkenal yaitu: ”Berencana Adalah Bencana”.
Yah, memang kita tetap harus membuat sebuah rencana bisnis yang matang, namun demikian Anda jangan hanya terjebak dengan membuat rencana-rencana bisnis semata namun tidak pernah bisa dijalankan. Sesuaikan rencana bisnis dengan bisnis yang akan dijalankan.
Misalnya Anda akan membuat usaha isi Pulsa Elekronik. Maka Anda tinggal mencari mitra / perusahaan penjual pulsa tersebut, memilih tempat dan langsung jalan. Begitu juga jika Anda ingin membuka usaha warung makan kaki lima, Anda tinggal cari tempat yang pas dan aman, mencari resep yang enak dan kemudian Anda jalankan bisnis tersebut. Untuk bisnis-bisnis semacam ini tidak dibutuhkan terlalu banyak perencanaan dan perhitungan-perhitungan bisnis yang rumit.
Tidak jarang saya melihat seseorang yang sebenarnya ”hanya” ingin membuka sebuah usaha yang sederhana, namun membuat sebuah perencanaan yang sangat detail dan rumit. Seolah-olah dia sedang berencana untuk membangun sebuah Mall yang membutuhkan dana milyaran rupiah. Padahal bisnis yang akan dijalankan cukup dengan modal 1 juta rupiah saja.
Tidak sedikit pula yang membuat rencana bisnis terlalu teoritis. Sehingga semua variabel dihitung dengan rumus-rumus. Payahnya, setelah dihitung sana-sini hasilnya ”Not Feasible” alias bisnis tersebut tidak layak. Sehingga dia tidak jadi menjalankan bisnis yang sebenarnya sangat sederhana itu. Padahal bisnis yang akan dijalankan ”hanya” lah bisnis yang seperti dijalankan orang-orang yang berdagang kaki lima jualan bubur ayam, pangsit mie, bakso, yang nota bene mereka tidak pernah membuat perencanaan bisnis yang terlalu rumit. Asal ada gerobak, tempat, modal dagang mereka bisa langsung jalan dan terbukti hasilnya cukup lumayan juga.
Jadi menurut saya, bikinlah perencanaan bisnis yang matang namun disesuaikan dengan kapasitas bisnis yang akan dijalankan. Membuat rencana bisnis sama saja dengan ”mengarahkan air mengalir”. Kemana air tersebut mau di alirkan bisa diatur melalui perencanaan yang Anda lakukan. Kemana bisnis Anda akan diarahkan, tergantung dengan perencanaan bisnis yang Anda lakukan. Buat saja sebuah rencana bisnis (Business Plan) yang sederhana, mudah dimengerti dan yang penting mudah dipraktekan. Apalah artinya sebuah business plan yang hebat, lengkap dan detail namun sulit di laksanakan.
Belajar dari pengalaman pengusaha-pengusaha lain yang sudah lebih dahulu menjalankan bisnis rumah makan juga lebih effektif. Tanyakan kepada mereka bagaimana cara mereka mengelola usaha, cara menghadapi pesaing, apa saja problem yang mungkin terjadi. Belajar dari pengalaman akan lebih efektif daripada Anda belajar dari buku-buku bisnis apalagi buku-buku teori bisnis.
disadur dari http://www.cakeko.co.nr/
PS:
Jika Anda butuh solusi atas kebutuhan IT Anda kilk saja http://rodamasbisnis.com
Dalam dunia bisnis, perencanaan memang sangat penting. Walaupun tidak sedikit tokoh dan motivator wirausaha sering melontarkan kata-kata: ”Bisnis Nggak Perlu Perencanaan” dan bahkan Pengusaha Sukses Bob Sadino pun memiliki kalimat sakti yang cukup terkenal yaitu: ”Berencana Adalah Bencana”.
Yah, memang kita tetap harus membuat sebuah rencana bisnis yang matang, namun demikian Anda jangan hanya terjebak dengan membuat rencana-rencana bisnis semata namun tidak pernah bisa dijalankan. Sesuaikan rencana bisnis dengan bisnis yang akan dijalankan.
Misalnya Anda akan membuat usaha isi Pulsa Elekronik. Maka Anda tinggal mencari mitra / perusahaan penjual pulsa tersebut, memilih tempat dan langsung jalan. Begitu juga jika Anda ingin membuka usaha warung makan kaki lima, Anda tinggal cari tempat yang pas dan aman, mencari resep yang enak dan kemudian Anda jalankan bisnis tersebut. Untuk bisnis-bisnis semacam ini tidak dibutuhkan terlalu banyak perencanaan dan perhitungan-perhitungan bisnis yang rumit.
Tidak jarang saya melihat seseorang yang sebenarnya ”hanya” ingin membuka sebuah usaha yang sederhana, namun membuat sebuah perencanaan yang sangat detail dan rumit. Seolah-olah dia sedang berencana untuk membangun sebuah Mall yang membutuhkan dana milyaran rupiah. Padahal bisnis yang akan dijalankan cukup dengan modal 1 juta rupiah saja.
Tidak sedikit pula yang membuat rencana bisnis terlalu teoritis. Sehingga semua variabel dihitung dengan rumus-rumus. Payahnya, setelah dihitung sana-sini hasilnya ”Not Feasible” alias bisnis tersebut tidak layak. Sehingga dia tidak jadi menjalankan bisnis yang sebenarnya sangat sederhana itu. Padahal bisnis yang akan dijalankan ”hanya” lah bisnis yang seperti dijalankan orang-orang yang berdagang kaki lima jualan bubur ayam, pangsit mie, bakso, yang nota bene mereka tidak pernah membuat perencanaan bisnis yang terlalu rumit. Asal ada gerobak, tempat, modal dagang mereka bisa langsung jalan dan terbukti hasilnya cukup lumayan juga.
Jadi menurut saya, bikinlah perencanaan bisnis yang matang namun disesuaikan dengan kapasitas bisnis yang akan dijalankan. Membuat rencana bisnis sama saja dengan ”mengarahkan air mengalir”. Kemana air tersebut mau di alirkan bisa diatur melalui perencanaan yang Anda lakukan. Kemana bisnis Anda akan diarahkan, tergantung dengan perencanaan bisnis yang Anda lakukan. Buat saja sebuah rencana bisnis (Business Plan) yang sederhana, mudah dimengerti dan yang penting mudah dipraktekan. Apalah artinya sebuah business plan yang hebat, lengkap dan detail namun sulit di laksanakan.
Belajar dari pengalaman pengusaha-pengusaha lain yang sudah lebih dahulu menjalankan bisnis rumah makan juga lebih effektif. Tanyakan kepada mereka bagaimana cara mereka mengelola usaha, cara menghadapi pesaing, apa saja problem yang mungkin terjadi. Belajar dari pengalaman akan lebih efektif daripada Anda belajar dari buku-buku bisnis apalagi buku-buku teori bisnis.
disadur dari http://www.cakeko.co.nr/
PS:
Jika Anda butuh solusi atas kebutuhan IT Anda kilk saja http://rodamasbisnis.com
Comments